rel='shortcut icon'/> aryudiwai mind: 2011

TITLE-TEXT

your summary/description here ...

Free Blogger Template

Ipietoon provide free blogger template, blogger trick and tips, design resources

Desember 30, 2011

Halusinasi 2012 part II

Posted by aryudiwai at 15.48
Mana kala sebuah tahun akan berakhir, banyak orang mengambil waktu untuk mengenang kembali apa yang terjadi setahun kemarin. Itu sebabnya ada pepatah latin " Olim Meminisse Iuvabit " ( menyenangkan untuk menoleh pada hal-hal yang telah lewat ).

Semua kenangan akan tersusun dalam kerangka waktu, mulai dari yang baru terasa kemarin hingga yang sudah lama sekali, mungkin pada saat masih kecil masih bisa diingat atau   hal yang sudah tidak mampu diingat lagi.
Mungkin masih ingat film Back to future atau sebaliknya kembali kemasa silam hingga pada jaman sebelum dinosaurus punah, tapi itu hanya terjadi kalau punya mesin waktu.

Kita tahu riwayat manusia, peradaban, bangsa, bumi, alam semesta yang tertumpu pada rentang waktu, yang pada kenyataannya pemahaman akan waktu bukan hal yang simple. Ada satu contoh tentang waktu yaitu jam biologi yang bekerja menurut menit, bulan dan tahun dan membantu otak dan tubuh bekerja dalam jadwal. ( hal paling umum menstruasi pada wanita.). 
Tetapi pemahaman tentang waktu mungkin cuma bisa di rasa berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri yang terkait dimensi keempat ( 3 dimensi yang lain adalah panjang, tinggi dan lebar atau disebut ruang ). Dan pertanyaan yang muncul adalah mengapa waktu terasa terbang saat kita bersenang-senang ?

Kegiatan manusia diukur dalam satuan detik ( untuk rekor olahraga), menit , jam hingga tahun namun walaupun terkungkung dalam keterbatasan kita mencoba pemahaman baru tentang waktu dan berikut misteri alam semestanya. Dan rangkaian pertanyaan tentang "kapan" dan "bagaimana" alam semesta tercipta mungkin akan segera terkuak melalui misteri waktu , peradaban dan bahkan "grand design " nya Stephen Hawkin........
Jadi pada intinya kenangan masa lalu jangan di hapus begitu saja tetapi tetap disimpan dan dikenang untuk memahami misteri alam semesta , dan yang terpenting mengapa waktu menjadi begitu penting dalam mengukur hidup kita .

Continue Reading

Desember 22, 2011

Halusinasi 2012 ( part 1 )

Posted by aryudiwai at 17.54
Tahun harus berganti dan menjadi ritual umat manusia   menanti dibukanya lembaran baru  , menanti sang fajar pertama di tahun yang baru. Tapi kenyataan menarik bahwa tahun 2012 menjadi sangat special di lihat dari berbagai bidang ilmu baik yang pasti maupun tidak. Tahun ini menjadi menarik karena timbul berbagai   macam bahasan, prediksi, ramalan dan  dinyakini ada sesesuatu yang sangat unik atau dahsyat yang akan terjadi.

Tahun 2012 adalah tahun naga yang menjadi simbol istimewa khususnya bagi bangsa China dimanapun berada dan menjadi acuan akan terjadi produksi bayi secara massal dan terencana. Lain lagi bagi Bangsa Inca yang menyakini akan berakhirnya peradaban manusia pada tanggal 21/12/12 (baca kiamat ) yang disertai musnahnya bangsa manusia. Ramalan dari dua bangsa yang saling bertolak belakang, satu sisi terjadi produksi massal umat manusia tapi di satu sini terjadi pemusnahan massal umat manusia. 

Bagaimanapun sesuatu yang baru pasti menyenangkan walaupun akan berakhir pahit, menanti sesuatu yang  dahsyat tentu akan memicu andrenalin kita untuk menduga apa selanjutnya yang akan terjadi dan saya pikir drama ini akan melebihi sinetron apapun dibelahan dunia manapun.

Saat ini  umat manusia sudah terpecah opininya dalam menyongsong tahun 2012 , berbagai teori  terus  berlogika mencari jawaban baik yang  optimis maupun pesimis, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bandingkan pada saat menyambut millenium, tahun 2012 akan menjadi tahun yang penuh tanda tanya dan sensasi dengan munculnya berbagai teori  tentang hari kiamat ( baca New Civilization ).

Kegelisahan yang timbul ini, saya anggap sebagai halusinasi 2012 bagi umat manusia, toh dunia sudah pernah beberapa kali mengalami kiamat menurut kitab kitab baik yang dianggap suci ataupun sekedar cerita.
Jadi kalaupun hari itu datang, hanya pengulangan  bagi sejarah umat manusia ( sebuah sirklus ) saja.
Continue Reading

November 11, 2011

Semoga Waktu yang akan mendewasakan kita

Posted by aryudiwai at 00.01
Tidak terasa sudah tahun kedua berada di tempat pengasingan, jauh dari keluarga, teman dan orang-orang tercinta walau dengan teknologi bisa menghadirkan mereka setiap saat , tapi tetap saja semu dan saya coba  membayangkan mereka yang menjalani LDR ( long distance relationship) dan bersimpati pada mereka :)

Sebenarnya bukan pengasingan tetapi kesempatan kedua untuk menjalankan hidup agar lebih bertanggungjawab dan menjadi bijaksana memaknai kehidupan ini. Hidup selalu berputar , dan kita tidak pernah tahu kapan dan dimana posisi kita dalam setiap putaran kehidupan.

Dalam pengasingan ini  begitu banyak cerita walau kadang berusaha untuk tidak terlibat di dalamnya, tetapi sebagai mahluk sosial maka interaksi tidak dapat di hindari. Membangun wawasan itu penting untuk meningkatkan level hidup kita, dan dalam masyarakat, kita akan dinilai sesuai lingkungan pergaulan kita. Tidak mau berinteraksi maka kita otomatis akan tereliminasi , begitu juga kalau terlalu agresif maka kita akan dinilai sebagai mahluk narsis.

Memang susah jadi manusia kata seorang teman , dan manusia harus berevolusi demi peradaban tetapi yang menjadi permasalahan adalah tingkat kedewasaan setiap orang adalah berbeda walau lahir pada angkatan yang sama. Umur boleh bertambah dan jadi tua, tetapi tetap saja kekanak-kanak atau otaknya kerdil tidak berkembang sering menjadi topik pembicaraan dalam keseharian. Jadi intinya walau sudah berumur tidak garansi menjadi dewasa.

Kadang saya merasa sudah sangat dewasa dan mencoba berprilaku bijaksana tetapi kenyataannya justru menjadi bumerang karena justru prilaku saya di anggap konyol dan tidak bertanggung jawab. Sekali lagi saya menyetujui konsep  menjadi manusia itu susah.
Semua orang berharap untuk di layani sesuai dengan selera masing-masing dan selalu menuntut dan berpikiran semua orang tidak boleh salah, dan kadang kegagalan dianggap tidak dewasa.
Menurut saya konsep berpikir ini yang harus di tinggalkan, karena semua orang adalah manusia yang beda dengan sidik jari yang tidak ada yang sama pula.

Jadi biarkanlah manusia berevolusi dengan wajar dan jangan pernah berpikiran kalau manusia gagal itu karena tidak dewasa. Tidak ada yang mau gagal dan tidak dewasa tapi semua ada waktu dan tempatnya.
Semoga waktu yang akan mendewasakan kita...... ( tanggal 11 -11 - 2011 jam 11.11 )

Continue Reading

Oktober 26, 2011

Singkawang layak jadi kota pensiunan

Posted by aryudiwai at 20.04
Sebuah kota bisa berkembang menjadi kota dengan kategori maju , tidak berkembang dan mungkin jadi kota mati. Sebenarnya tidak susah untuk menilai potensi sebuah kota , sumber daya apa yang bisa di kembangkan dan bagaimana infrasruktur pendukungnya.

Bisa jadi sebuah kota disebut kota agraris, kota industri dan yang paling menjanjikan menjadi kota jasa , yang di dalamnya termasuk potensi pariwisata. Jadi pada prinsipnya berkembangnya sebuah kota sudah di takdirkan dari sananya, jangan pernah bermimpi kota akan berubah keluar dari nasibnya sendiri. Potensi alam itu terbatas, sumber daya manusia juga akan mengikuti perkembangan kota , jadi dengan segala keterbatasan haruslah bijak merencanakan arah pembangunan sebuah kota.

Kadang para pemimpin  lupa diri atau memang bodoh hingga  bernafsu merencanakan pembangunan sebuah kota tanpa melihat dasar kemampuan kota itu . Punya mimpi indah dan cita-cita tinggi itu wajar, tapi jangan pernah melawan takdir khususnya takdir alam sebuah kota.

Sebagai pemimpin yang bijak, harus mengali potensi dasar sebuah kota dan di jadikan acuan dalam pembangunan, bukannya demi ambisi pribadi tapi berakhir dengan kekecewaan dan merusak keseimbangan alam kota itu sendiri, dan menanggung resiko di akhir jabatan jadi objek caci maki masyarakat karena dianggap gagal.

Menurut saya, singkawang yang hanya 50.000 ha dengan alam yang indah memang bisa dikembangkan ke arah kota jasa khususnya pariwisata , tetapi hal ini tidak bisa terwujud instan karena perlu proses panjang dan perlu komitmen dari  banyak pihak terkait. Prediksi saya butuh 20 tahun lagi , singkawang layak di sebut kota wisata. Jadi saran saya untuk saat ini, potensi terbaik menjadikan singkawang sebagai kota pensiunan saja. Silakan para pemimpin kota singkawang menawarkan jasa agar para manula perantau asal singkawang untuk pulang kampung menikmati masa tua yang indah di kota singkawang.

Jangan bilang ini ide yang melecehkan, justru potensi perputaran ekonomi sangat besar, bayangkan berapa kali terjadi kunjungan sanak saudara dari luar singkawang jika para orang tuanya ada di sana. Ok anggap ini sebagai opini yang perlu di pertimbangkan daripada berkoar-koar terlalu tinggi tentang konsep masa depan singkawang. Para calon pemimpin kota singkawang jangan hidup dari mimpi tapi harus berani  lihat kenyataan dan takdir alam kota singkawang.
Sayangkan gara-gara salah konsep singkawang malah jadi kota mati.........
Continue Reading

September 19, 2011

Heran , Bukan , Bangga

Posted by aryudiwai at 04.22
Mungkin judul di atas terasa aneh dan nggak nyambung maknanya, yup ... memang disengaja pengen bikin tulisan yang terdiri dari tiga bagian yang saya sendiri belum tahu ada hubungan atau tidak .. so weird..

Heran
Kadangkala yang namanya bakat muncul tanpa kita sadari, mungkin dalam kehidupan sehari2 kita hanya berusaha menjalankan rutinitas tanpa pernah memikirkan potensi diri (bagian dari hidup yang membosankan). Dan sampai suatu hari ada seseorang yang memberikan pujian atas pekerjaan/kebiasaan kita yang dianggap luar biasa... heran ? namanya pujian jelas positif maknanya, berbanding terbalik kalo diberi hujatan.... heran ?
Bisa jadi bagi kita hanya sesuatu yang harus di lakukan , mungkin karena tuntutan kewajiban atau sekedar hoby menghabiskan waktu  ( iseng ). Banyak hal karena iseng justru menjadi komoditi , jadi jangan heran kalo suatu saat bakat kita di temukan orang lain (syukur2 pencari bakat )... heran ?

Bukan
Katanya dalam hidup ini ,rejeki, jodoh dan kematian sudah diatur oleh Sang Hyang Widhi yang kemudian di terjemahkan sebagai takdir. Tapi dalam menjalankan kehidupan tidak seharusnya kita hanya menyerah pasrah saja karena merasa semua sudah di atur dan bergantung pada nasib aja.
Manusia semodern apapun masih percaya akan ramalan dalam bentuk apapun , mungkin karena rasa penasaran akan rejeki, jodoh dan kematian hingga selalu ingin tahu rahasia langit... Bukan ?
Kita selalu terobsesi dengan ramalan hingga menyakininya dan kadang2 justru menjadi sugesti dalam menjalankan keseharian... Bukan ? Apa yang mau saya katakan  kalo sebenarnya  ramalan itu hanya bersifat umum saja dan bisa jadi tidak sedikitpun sesuai dengan karakter kita ... bukan ! benar2 bukan !!!

Bangga
Kata ini tentu bearti sangat dalam, karena bermakna "sesuatu banget ya " ( kerasukan Syarini ) .. bangga ? tapi terlepas dari apapun juga , mempunyai perasaan ini jelas luar biasa. Kata ini identik dengan manusia optimis atau sukses dan selalu percaya diri dalam menjalankan kehidupan.
Punya perasaan bangga tentu luar biasa , terlepas itu untuk diri sendiri maupun pada sesuatu yang sangat bearti. Kita semua pasti ingin punya sesuatu yang bisa di banggakan even itu dalam hati yang nggak mungkin kita ceritakan pada orang lain karena mungkin di anggap gila atau ke GRan .... Bangga !!

So terlepas ketiga kata itu ada hubungan atau tidak, dalam bulan September ini saya telah merasakannya dan walau nantinya di anggap gila , sayapun sudah siap mental .... he he he ,.... heran ? bukan ? bangga !!!!

Continue Reading

Juli 28, 2011

?('o'?) LOE, (?','?) GUE = ?(???)? END...

Posted by aryudiwai at 00.19
Cinta itu seperti extacy, memberikan kesenangan  dan lupa diri saat mabuk cinta, lalu apa yang terjadi saat sadar cinta ? Tersadar dari cinta yang salah dan dipaksakan , lalu mulai mencari alasan pembenar untuk menyakiti cinta itu.

Banyak pendapat mengatakan resiko jatuh cinta / mabuk cinta adalah di sakiti , hmmm .. let me figure out... jadi kesimpulannya ada alasan pembenar kalo cinta harus disakiti dan itu bagian dari permainan yang namanya "Game of Love ".
Tidak semua yang memainkan permainan ini akan tersakiti, banyak juga yang survive dan berakhir happy ending ( I like  this part ). Bagaimana dengan sisa lainnya ? mereka adalah korban dari permainan ini dan harus siap terima resiko.

Yang mengherankan adalah para korban cinta bisa menikmati permainan ini dengan dalil disakiti adalah bagian dari cinta.... cinta perlu pengorbanan, cinta itu buta atau bilang "I love this Game, ect.....sekilas dalil ini bisa diterima hingga muncul pertanyaan .. apakah mereka sakit jiwa ?.. Halloooo wake up guys, dunia nggak selebar pinggangnya Syarini...

Game of love mesti dimainkan dengan indah ,  take & give dan berakhir dengan wiwn win solution, cinta itu gagal kalo berat sebelah, hanya terima duka atas dalil nama cinta. Diluar sana masih banyak orang baik yang lebih layak dicintai daripada meneruskan game of love yang berakhir dengan luka dan nanggis darah... he2..

Pilihan hidup ada 3, married/not married/Hidup Sejawat ... tidak ada standar baku di akhir abad 21 .. mumpung masih ada kesempatan untuk Leave the Game or Change it, segera ucapin mantra "?('o'?) LOE, (?','?) GUE = ?(???)? END.".... the choice is yours...

for someone out there, you know what i mean.... evil mode on
Continue Reading

Juli 07, 2011

Bangsawan kesiangan

Posted by aryudiwai at 16.15
Semua orang pasti terobsesi pengen jadi keluarga bangsawan, hidup layak dunia dongeng dengan segala fasilitas. Punya mimpi jadi bangsawan adalah normal dan waras, yang nggak waras adalah pengen jadi bangsawan dengan jalan pintas *Royal Wannabe* yang akhirnya jadi bangsawan kesiangan.

Tujuannya bisa macam2, dari sekedar gaya hidup, sosialita ataupun pencitraan... untuk mendapat gelar bangsawan jaman sekarang sangat gampang apalagi versi lokal. Kesultanan yang rajin memberikan gelar bangsawan setiap tahun adalah keraton solo, yang pada prinsipnya untuk mendapatkan gelar bangsawan ada persyaratan yang perlu di nilai kelayakannya. 

Hal yang paling prinsip untuk mendapat gelar bangsawan keraton solo adalah aktif dalam menjaga kelestarian budaya jawa khususnya keraton, tapi kenyataannya banyak sekali orang awam yang nggak jelas peranannya dalam kebudayaan jawa keraton bisa memperoleh gelar tersebut.
Dari kenyataan ini, muncul dugaan dan kecurigaan, layak kah gelar bangsawan itu ? jelas sudah melenceng jauh dari prinsip awal, atau justru emang gelar itu bisa di beli ? ...

Mendapatkan gelar bangsawan dengan cara ini jelas bikin malu, dan akan jadi bahan tertawaan masyarakat yang mempertanyakan layak tidaknya mendapat gelar bangsawan.
Kalo tujuannya pencitraan jelas salah besar, agar mendapat nilai plus tentu salah kaprah. Berapa banyak kepala daerah yang sudah diberi gelar bangsawan tapi nggak ada hubungannya dengan budaya jawa apalagi keraton.

Bagi mereka yang di beri gelar bangsawan bisa berkelit kalo mereka mendapat gelar tersebut karena dianggap layak dan lolos seleksi ... argumen yang salah kaprah tanpa isi. Coba di refresh otaknya dulu , apa hubungan nggak sama budaya jawa ? budaya keraton ? kontribusinya apa ?
Bukan kebanggaan yang di dapat tapi malah di cap tolol dianggap bangsawan kesiangan. Untuk semua kepala daerah , saya cuma ingatkan bahwa masyarakat nggak butuh bangsawan untuk jadi pemimpin tapi pemimpin yang merakyat....
Continue Reading

Juni 22, 2011

Menuju Singkawang1 , part 2

Posted by aryudiwai at 13.59
Setahun yang lalu dengan judul yang sama , saya menulis tentang peta politik persaingan dalam pilkada 2012 yang akan datang, sampai hari ini tidak ada perkembangan yang signifikan atau cenderung membosankan. Kayaknya para elite politik kita tidak ada yang kreatif dalam mengolah isue. Terlalu banyak isue2 basi berbau SARA yang masih terus di jadikan senjata menarik simpati.

Kayaknya para elite kurang memahami atau pura2 nggak tahu kalo singkawang itu unik dengan segala keterbatasannya, yang pada prinsipnya mempunyai nilai jual ekonomi yang tinggi. Singkawang di pimpin siapa saja nggak mungkin maju jika para elite hanya terus menyerang pribadi dan golongan demi keuntungan pribadi.
Masyarakat singkawang pada umumnya nggak terlalu terpengaruh, selama tidak menganggu hajat hidupnya dan cenderung antipati.Masyarakat sebagai pengerak roda perekonomian jangan terus di benturkan dengan isue2 basi dan kalo timbul masalah, muncul para   elite yang sok jadi pahlawan kesiangan yang seakan2 membela kepentingan masyarakat.

Pada prinsipnya dalam era demokrasi, kalo kita nggak suka para pemimpinnya , cukup jangan di pilih lagi di periode selanjutnya, nggak perlu menganggu dengan isue2 basi yang justru menghambat pemerintahan.
Saya bukan pendukung HK yang katanya suka curhat, tapi kalo sasaran tembak selalu HK yang dianggap gagal memakmurkan singkawang, tentunya tidak fair. Keberhasilan bukan di ukur dari satu orang saja, tapi keseluruhan struktur pemerintah yang berjalan efektif atau tidak. 

Surat kabar juga bertanggung jawab karena sangat doyan membenturkan penyataan pribadi yang belum tentu layak di liput, atau bahkan narasumber yang nggak jelas. Pada jaman sekarang dengan banyaknya social media, segala informasi dengan gampang di dapat, harusnya para elite bisa memanfaatkan sarana ini untuk mengali informasi dari masyarakat bukannya menjadikan sarana ini sebagai ajang menghujat apalagi pakai anomin.

Saran saya kalo mau jadi pemimpin singkawang : "Jangan RASIS " baik perkataan dan perbuatan....hebat lagi  kalo bisa dalam pikiran juga  : ))
Continue Reading

Mei 15, 2011

Dari Singkawang, Saya Berhenti Berkata: Yang Paling Indonesia!

Posted by aryudiwai at 13.01


Mengaku yang paling Indonesia... Saya jadi malu. Apalagi mau bicara soal nasionalisme, rasanya nyali jadi menciut! Biasanya saya paling vokal, paling lantang sampai bicara kasar bila ada kesempatan dalam forum yang mendiskusikan masalah akuisisi budaya Nusantara oleh negara tetangga. Ditengah rasa bangga dan semangat mengelola Web Dongeng Anak Nusantara bersama teman-teman kompasianer lainnya, mengumpulkan berbagai legenda Nusantara, dongeng anak, justru satu kenyataan pahit yang saya dapatkan dari sahabat putra asli Singkawang-Kalimantan Barat. Indonesia bakal kehilangan potongan sejarahnya! Kali ini yang mengadopsi bukan Malaysia, tapi Singapore! Ironisnya, sejarah yang bakal hilang itu justru yang sama sekali tak pernah ada dalam catatan sejarah Indonesia. Tragis! Bangsa yang besar ini dianggap tidak bisa memelihara sejarah, sampai-sampai negara lain yang harus mengadopsi dan membuat replika sejarah itu, dan justru sangat berhasil dalam prakteknya. Ya! Negara Singapore adalah replika dari sebuah republik pertama yang pernah ada di Asia, tepatnya di Nusantara, bahkan lebih dulu ada sebelum berdirinya Negara besar Amerika. REPUBLIK LAN FANG!



Jauh sebelum Indonesia terbentuk jadi sebuah negara, di bagian Barat Kalimantan (Borneo) telah berdiri sebuah bentuk republik, dan berhasil bertahan selama 110 tahun sebelum dihancurkan oleh penjajahan Belanda. Republik ini didirikan oleh orang China yang saat itu dikirim sebagai pekerja tambang, saat terjadi gold-rush di Borneo. Meskipun hanya dianggap sebuah dongeng sebelum tidur, realita yang ada menunjukkan banyak sekali jejak peninggalan republik ini yang tersebar di seluruh Kalimantan Barat, dan sangat memprihatinkan, tak terawat! Inilah yang saya katakan sebagai IRONIS. Justru keberadaannya ramai sekali dibicarakan dalam bentuk artikel atau forum diskusi di luar negeri.

Adalah seorang Lo Fong Pak, prantau bersuku-bangsa Hakka dari negeri China berusia 34 tahun, yang berhasil mempersatukan 14 kongsi dagang yang terdiri dari berbagai golongan suku bangsa Hakka yang ada di Borneo, dan menamakannya dengan LAN FANG. Persatuan ini ditujukan untuk melindungi diri dari persengketaan, yang kerap terjadi, dan mengancam terpecah belahnya persatuan di daerah itu. Lan Fang sangat berhasil dan namanya kian masyhur, nama Lo Fong Pak menjadi identik dengan Lan Fang, dan keberhasilannya diakui oleh kesultanan di seluruh Kalimantan bagian Barat. Atas dasar persatuan kongsi dagang itu, berdirilah sebuah pemerintahan yang  dinamai persis seperti kongsi dagang itu, Lan Fang. Meski rakyat mendesak agar Lo Fong Pak menjadi sultan dan menjalankan kesultanan dalam pemerintahannya, Lo Fong Pak menolak, dan bersikukuh memilih bentuk republik, dengan sistem pemerintahan 'presidential'.

Melalui pemilihan umum akhirnya Lo Fong Pak terpilih menjadi presiden pertama Republik Lan Fang. Beribukota di Tung Ban Lit (Mandor) yang secara harafiah berati "Timur dengan selaksa konstitusi". Bendera Republik Lan Fang berbentuk segi empat berwarna kuning dengan tulisan berbahasa Mandarin "Lan Fang Ta Tong Chi". Seperti yang tertera pada tugu peringatan, Republik Lan fang berdiri pada tahun 1776, yang menjadi menarik dari keberadaan republik ini adalah, justru saat itu bentuk pemerintahan masih berupa kesultanan, dimana hukum adat masih sangat kokoh dipraktekkan. Kesultanan Bugis, Melayu dan Dayak sangat berkuasa di daerah pesisir dan daratan Kalimantan. Konsep Republik justru berhasil memperkokoh ikatan persaudaraan di daerah Kalimantan Barat.  Presiden pertama Republik Lan Fang, Lo Fong Pak wafat pada tahun 1795.



Beberapa catatan menarik tentang Republik Lan fang, antara lain:

  • Diberlakukan sistem Pemilihan umum yang pada saat itu sama sekali belum dikenal dalam iklim pemerintahan Kesultanan di wilayah Borneo.

  • Konsep Trias Politika sudah dipraktekkan, pemerintahan dijalankan dengan mengaktifkan lembaga Legislatif, Yudikatif, dan Eksekutif.

  • Republik ini telah memiliki kitab undang-undang hukum, menjalankan sistem pertanian, membangun sarana transportasi, mengatur pertambangan menjadi lebih baik, menyelenggarakan konsepperbankan, dan mengutamakan pendidikan bagi warganya.

  • Republik Lan Fang bertahan selama 110 tahun, dan telah memilih 10 orang presiden sebagai pemimpin republik.

  • Saat Republik Lanfang memasuki usia ke-47 yang dipimpin oleh presiden ke-5, Belanda telah menguasai seluruh daratan Borneo, Lan Fang mulai kehilangan hak otonomi, dan menjadi bagian dari kolonial Belanda.

  • Saat VOC membuka kantor cabang di kota Pontianak, mulailah campur tangannya menguasai Republik Lanfang, dan sempat bertahan selama 4 tahun,  akhirnya menyerah kalah. Orang-orang Republik Lan Fang banyak yang melarikan diri ke Sumatera (Malaka).


Kini beredar rumor, bahwa Negara tetangga kita, Singapore adalah Republik Lanfang Modern, replika yang sangat pas, dan berhasil mengadopsi sistem pemerintahan Lan Fang, kenapa? Konon Lee kwan Yew sang pendiri negara kecil yang makmur ini adalah seorang keturunan pendiri Lanfang yang berhasil lari ke Sumatera, berikut ini sekelumit bukti yang mengarah pada kebenaran berita tersebut:
_________________________

My family history in Singapore began with my paternal great-grandfather, Lee Bok Boon, a Hakka …… Lee Bok Boon was born in 1846 in the village of Tangxi in the Dabu prefecture of Guangdong …… My grandfather, Lee Hoon Leong – whom I addressed as Kung or “grandfather” in Chinese – was born in Singapore in 1871 …… My father was born in Semarang in 1903, in the Dutch East Indies.

Chua Kim Teng [LKY’s maternal grandfather] … was born in Singapore in 1865, into a Hokkien Chinese family that came from Malacca. … His first two wives had died and the third was my grandmother, Neo Ah Soon, a large, broad-shouldered Hakka from Pontianak in Dutch Borneo, who spoke the Hakka dialect and Indonesian Malay. (From Lee Kuan Yew, The Singapore Story: Memoirs of Lee)
_____________________
Setelah Malaysia berhasil membangun sebuah museum yang sangat mewah, lengkap dan megah yang dinamakan Museum Kerinci, tidak heran kalau sekarang Singapore sedang merampungkan sebuah museum yang tak kalah megahnya, tak kalah lengkapnya, dan akan dinamakan MUSEUM LAN FANG. Indonesia hanya boleh gigit jari! tanpa usaha apapun, tanpa upaya apapun... Bukan tidak mungkin nanti anak cucu kita belajar sejarah Nusantara harus pergi ke Singapore, ke Malaysia.. Belanda, apakah ini yang dicita-citakan? Nusantara meluas ke seluruh pelosok dunia, karena sejarahnya dimiliki negara lain. Apa bangganya bila saya kini meneriakkan kalimat YANG PALING INDONESIA ??!!

Keprihatinan yang sangat dalam adalah saya belum bisa berbuat banyak untuk Nusantara tercinta ini, saya belum mampu! tapi jauh di lubuk hati yang terdalam cinta ini tak akan pernah pudar, jadi saya akan berhenti bicara tentang nasionalisme, berhenti membicarakan cita-cita muluk tentang Nusantara. Sebagai gantinya saya akan berdoa di dalam hati saja. Semoga generasi penerus yang memimpin Indonesia datang dari orang-orang yang beriman, takut pada azab Tuhan yang mengerikan, memiliki cinta dan tanggung jawab besar terhadap Tanah Air yang kaya raya ini.

artikel ini karya @nonarray dari diskusi di twitter dgn @rbonardy

Continue Reading

Mei 01, 2011

KENAPA HARUS PUNYA ACCOUNT TWITTER ?

Posted by aryudiwai at 07.59
Kalo memang 2012 dunia akan kiamat, maka hal yang harus  segera dilakukan adalah bikin account Twitter, why?.... FYI, twitter bukan situs pertemanan, tetapi media sosial dalam bentuk mini blog yang sangar bermanfaat bagi siapa saja, asal tahu tips dan triknya. Sebagai socmed yang mengedukasi pemakainya untuk mendapat informasi secara cepat dan akurat juga sebagai media saling berbagi info sesuai bidang masing2.

Tidak ada jarak dalam twitter asal saling menghargai dan sopan, dan bebas follow dan unfollow sesuka hati sesuai kepentingan masing2. Tidak ada yang tidak mungkin dalam Twitter dan dengan twitter tingkat intelektual pemakainya akan di uji, semakin ngawur berkomentar tanpa di dukung data, apalagi menyangkut SARA maka siap2lah di serang penduduk seTwitter.......itu salah satu sisi ajaibnya twitter     .( what u twit, what u get ). Jujur aja, setelah mencoba twitter dan menguasai trik dan tips nya mungkin akan segera menutup account socmed yang lain, seperti Facebook dkk.

Dalam pergaulan dunia maya memiliki kemiripan dengan dunia nyata, Aturan-aturan dan tindakan-tindakan di dunia nyata, bisa kita praktekkan di dunia maya, apalagi jika bersentuhan dengan ranah jejaring sosial di mana kita juga berhubungan dengan banyak orang. Dalam dunia twitter, golden rules harus di terapkan layaknya dunia nyata. Beberapa hal yang perlu di ketahui dalam dunia twitter agar menjadi warganegara yang baik.

1. Retweet (RT)
Salah satu ‘kebaikan’ di Twitter ialah Retweet (RT). Anda pasti akan senang saat mengetahui follower Anda me-Retweet status Anda dan meneruskannya ke follower mereka karena dinilai bermanfaat. Lebih dari itu, ada kemungkinan juga orang lain akan mem-follow Anda sebagai si sumber informasi.

2. FollowFriday
Merekomendasikan orang untuk di-follow dalam hastag FollowFriday(#FF) termasuk dalam kebaikan Twitter. Namun melakukan #FF tidak bisa asal-asalan. Alih-alih mencantumkanserentetan nama orang, akan lebih baik jika Anda merekomendasikan user dengan deskripsi yang spesifik.

3. Reply
Mengusahakan untuk selalu membalas tweet yang ditujukan pada Anda adalah langkah yang baik di dunia per-Twitteran. Menggunakan layanan DM dibanding dengan melakukan reply malah akan lebih baik lagi karena terasa lebih personal.

4. List
Layanan List bisa mengukur seberapa kuat personality Anda dan orang-orang yang telah Anda masukkan dalam daftar tersebut. Nah jika ada follower Anda yang memasukkan Anda dalam List mereka (tentu tergantung dari title dan tujuannya), tetaplah rendah hati.

5. Perkenalan
Tak ada salahnya Anda mengenalkan orang di Twitter asalkan tujuannya baik. Ini adalah salah satu hal baik di Twitter yang bisa Anda lakukan.

6. Menjawab pertanyaan
Membantu orang lain di Twitter yang menemui kesulitan juga bisa dilakukan. Tidak sulit kok. Misalnya jika ada yang bertanya pada Anda mengenai tutorial, artikel, atau mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang yang Anda geluti, maka bantu mereka dengan menjawab pertanyaan mereka.

7. Follow back
Melakukan follow balik untuk setiap follower kita memang bukan hal yang bisa dilakukan oleh setiap orang terutama bagi public figure yang memiliki ribuan follower. Akan tetapi aksi ini termasuk dalam kebaikan Twitter dan sebagai bentuk penghargaan bagi orang lain. Namun perlu diingat, jika Anda mem-follow seseorang lalu yang bersangkutan tidak mem-follow balik Anda, maka bukan berarti dia tidak menghargai Anda. Setiap orang mempunyai hak untuk mem-follow seseorang sesuai keinginannya.

8. Keberlanjutan
Menjaga hubungan dengan follower serta memberi mereka perhatian juga masuk dalam daftar ‘kebaikan’ di dunia Twitter.

9. Tersenyum
Memberikan senyuman bisa pula dilakukan di ranah Twitter. Sebuah senyuman meski hanya dengan ikon, akan bisa membuat hari yang terlihat buruk menjadi lebih bersinar, apalagi jika senyuman tersebut datang dari orang yang tepat. Nah, makanya jangan ragu-ragu untuk melemparkan senyuman pada follower Anda.
Continue Reading

April 23, 2011

MY NAME ULAT BULU, I"AM NOT A TERORIST

Posted by aryudiwai at 18.38
Nonton film My Name Is Khan? Tentu saja. Film bollywood ini mampu menyentuh hati dunia atas pesan moral yang coba disampaikan oleh Khan (Shah Rukh Khan) bahwa dia bukanlah seorang teroris. Cap itu sendiri otomatis melekat pada diri dan keluarganya yang kebetulan Muslim pascatragedi 11 September 2001. Padahal, Khan sama sekali tidak tahu menahu dengan peristiwa yang menewaskan lebih dari 2.000 jiwa ini. 

Tapi kok jadi cerita film ini ya? Tenang saja, SAYA hanya mencoba menerangkan latar belakang pengambilan judul tulisan ini yang dipinjam dari film My Name is Khan and I am Not a Terrorist.

Tulisan ini juga terinspirasi oleh dinamika kehidupan nasional bangsa kita yang punya musim-musim tertentu. Tidak hanya musim hujan, panas, kemarau, atau musim rambutan dan durian; negara ini juga punya musim bencana alam, musim gempa, musim longsor, musim tsunami dan musim ledakan bom. Entah disengaja atau tidak, tapi yang pasti 236 juta jiwa (sensus penduduk 2010) penduduk Indonesia sama merasakan fenomena alam di atas yang sepertinya tak kunjung berhenti.

Bila Jepang porak poranda dihantam tsunami dan ledakan PLTN di Fukhusima Jepang. Indonesia tidak mau kalah. Seakan ingin mengalihkan perhatian dunia terhadap gempa dan tsunami Jepang, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab berusaha mencari perhatian media lewat ledakan bom dengan formula baru, “Bom Buku”.
Kendati dirancang tidak untuk penghancuran total, namun dampaknya cukup dirasakan masyarakat yang menghadirkan rasa panik, kekhawatiran berlebihan dan (dampak positifnya) kewaspadaan.

Sejak 2002, Indonesia sering diancam ledakan bom mulai dari skala besar, kecil, hingga yang tak jadi meledak. Lantas, apakah setiap upaya-upaya teror (baca: perusakan) yang datang silih berganti selalu kita sebut dengan teror? Tentu setiap orang punya jawaban yang berbeda.

Perbedaan itu sendiri juga dimunculkan oleh psikolog forensik pertama Indonesia, Reza Indragiri Amriel. Di saat mayoritas rakyat negeri ini satu suara menyikapi bom buku merupakan aksi teror, beliau justru menyebutnya sebagai sebuah aksi vandalism yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna sebatas aksi perusakan saja ( KAYAK SERANGAN ULAT BULU )

Ungkapan ini agaknya ada benarnya. Kesan yang muncul saat mendengar kata teror dengan kata vandalisme ( baca ulat bulu ) juga sangat berbeda. Psikolog forensik ini menuturkan, kendati sama-sama bertujuan memberi rasa takut dan ketidaknyamanan pada orang lain, namun kasus bom buku tidak masuk dalam ranah teror yang pelakunya akan disebut teroris. 
Bom buku tidak dirancang untuk membunuh dan melukai banyak orang, melainkan hanya sebatas mencederai dan memberi rasa takut. Indikator inilah yang membuat Reza Indragiri Amriel menggolongkan bom buku sebagai aksi vandalisme ( baca ulat bulu )

Amerika Serikat sebagai negara yang punya pengalaman terburuk dalam kasus teror tidak selalu menyebut serangan terhadap rasa aman sebagai aksi teror. Seperti serangan bom yang gagal di New York Times Square 2010 lalu, presiden AS Barack Obama tidak latah menyebutnya sebagai aksi teror melainkan aksi vandalisme. Sebutan ini justru berdampak pada respons masyarakat yang merasa nyaman dan tenang pascaupaya pengeboman itu. 

Aksi vandalisme yang disebut oleh Obama telah menghilangkan rasa khawatir akan tetapi tetap waspada bagi jutaan rakyat Amerika. Pelajaran yang dapat dipetik di sini adalah, sebagai bangsa yang tak pernah berhenti belajar dari sejarah pahit dan manis, para pemimpin bangsa ini baik sipil maupun militer, orang kaya maupun rakyat jelata harus bisa mengklasifikasikan setiap keadaan sebelum mengambil kesimpulan, apakah itu tergolong aksi teror atau hanya sebatas upaya vandalisme( baca ulat bulu ).

Ketepatan mengambil kesimpulan itu jadi penting karena sangat memengaruhi langkah-langkah yang diambil masyarakat yang harapannya tidak menjadi paranoid tapi sebatas waspada dan selalu waspada.

Indonesia umumnya mudah terpengaruh pola pikir yang berkembang dewasa ini. Kasus nuklir, misalnya, Kendati dunia punya kenangan pahit atas ledakan nuklir di Hirosima-Nagasaki 1945 silam, tetapi tidak lantas menyimpulkan semua hal yang berhubungan dengan nuklir punya dampak layaknya Hirosima Nagasaki.

Ledakan nuklir 1945 Hirosima, tidaklah sama dengan ledakan nuklir di Fukhusima Jepang 2011. Begitu juga halnya dengan ledakan bom di Bali pada 2002, di kedutaan besar Australia pada 2004, dan di belahan bumi lainnya tidak bisa disamakan dengan ledakan bom buku di Utan Kayu, di rumah Dhani, atau di perumahan mewah Kota Wisata Jakarta. 

Subtansi semua kejadian itu memang memberikan rasa tidak nyaman, namun respons kita terhadap semua aksi di atas juga harus berbeda. Yang terpenting adalah antara aparat dan rakyat selalu waspada. Memang, setiap aksi melahirkan sisi positif bagi bangsa ini. Rakyat dan aparat menjadi menyatu. Aparat menjadi lebih responsif, rakyat menjadi lebih melek terhadap apa saja, dan ini harus dipertahankan. 

Sejatinya, di saat ancaman terhadap rasa aman datang, bersamaan dengan itu datang pula kewaspadaan, kepekaan, kepedulian, dan kesatuan antara rakyat dan aparat. Yang kita takutkan adalah ketika rakyat dan aparat telah sama-sama waspada, tidak lama setelah itu rakyat menurunkan tingkat kewaspadaannya dan mempercayakannya pada aparat.

Celakanya lagi, ketika rakyat telah mempercayakannya kepada aparat, mereka justru menurunkan kewaspadaannya. Hasilnya pun bisa ditebak, ketika rakyat dan aparat tak lagi kompak (baca: waspada) ancaman baru pun akan datang lagi. Ketika itu datang kita tinggal lihat apakah itu tergolong teror atau hanya vandalisme ( baca ulat bulu )

nb: mohon maaf kepada keluarga besar ulat bulu, karena menfitnah serangan ulat bulu sebagai tindakan vandalisme bukan terorisme.
Continue Reading

April 21, 2011

GEISHA BUKAN PELACUR

Posted by aryudiwai at 23.43

Geisha (芸者 “seniman”) dalam bahasa jepang adalah seniman atau penghibur tradisional (entertainer) . Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak.

Sejarah geisha dimulai dari awal pemerintahan Tokugawa, di mana Jepang memasuki masa damai dan tidak begitu disibukkan lagi dengan masalah-masalah perang. Seorang calon geisha harus menjalani pelatihan seni yang berat selagi usia dini. Berlatih alat musik petik shamizen yang membuat calon geisha harus merendam jarinya di air es. Berlatih alat musik lainnya juga seperti tetabuhan kecil hingga taiko. Berlatih seni tari yang menjadi kunci kesuksesan seorang geisha, karena geisha papan atas umumnya adalah penari, tari Topeng Noh yang sering dimainkan oleh geisha dihadirkan bagi masyarakat kelas atas berbeda segmennya dengan pertunjukkan Kabuki yang lebih disukai rakyat jelata.


Geisha juga harus berlatih seni upacara minum teh, yang pada masa medieval dianggap sama pentingnya dengan seni perang. Dan berbagai latihan berat lain yang harus dijalani. Dan latihan itu masih terus dijalani setiap geisha hingga akhir karirnya.

Seorang calon geisha sedari awal menginjakkan kakinya ke rumah barunya , sudah memiliki hutang awal sebesar biaya yang dikeluarkan pemilik Okiya untuk membelinya. Sungguh Ironis. Hutang itu terus bertambah, Karena biaya pendidikan geisha, biaya perawatan kecantikan, biaya dokter yang ditalangi oleh Okiya, nyatanya dibebankan balik sebagai hutang geisha. Geisha dengan level standar akan terus terikat hingga akhir hayatnya, berbeda dengan geisha sukses yang dapat menebus kembali kebebasannya sebelum mencapai usia 20 tahunan.

Syarat menjadi geisha sukses umumnya memiliki kakak angkat yang merupakan geisha senior sukses pula , sehingga dapat mengatrol popularitas si geisha magang. Sementara geisha senior yang sukses juga tidak mau sembarangan menerima adik angkat, karena menyangkut nama baik pula. Tetapi memiliki adik angkat yang sukses akan berarti keberuntungan pula bagi yang dirinya, seniornya dan okiya-nya, karena mereka sekian persen pendapatan si geisha muda tersebut.

Selain itu geisha muda juga harus melelang keperawanan kepada penawar tertinggi, pendapatan dari lelang yang sukses itu dapat menebus sebagian hutang geisha muda tersebut. Setelah itu mereka harus mencari danna(“suami”) sekaya mungkin, agar dapat membiayai biaya hidup geisha yang tinggi, dan juga membayari sebagian hutang-hutang geisha tersebut terhadap majikan mereka. Geisha yang sukses dalam suatu okiya akan diadopsi oleh nyonya mereka, dan menggunakan nama “keluarga” dari nyonya tersebut dan mewarisi segala kekayaan seisi rumah tersebut. Lalu meneruskan tradisi geisha.
Continue Reading

April 20, 2011

SAMURAI SPIRIT

Posted by aryudiwai at 23.01
Ini adalah gabungan dari berbagai sumber yang menjelaskan tentang restorasi meiji.. suatu pembelajaran dari Jepang yang cukup baik untuk kita renungkan dan terapkan semangatnya bagi Indonesia agar Indonesia menjadi negara yang kembali bangkit! Bangkit itu mencuri, mencuri perhatian dunia dalam prestasi….
Perubahan adalah sebuah keniscayaan, perubahan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa manusia tidak akan bertahan. Bagitu juga dengan konteksnya dalam masyarakat. Masyarakat yang tidak mau berubah tidak akan mampu menghadapi perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, yang ada mereka akan tertinggal dan terus tertinggal.

Melihat kepada keberhasilan manusia dan masyarakat Jepang yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal, bangsa Jepang telah membelalakkan mata dunia dengan menjadi bangsa yang pilih tanding dalam kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi. Jepang juga mampu mereformasi pendidikan secara menyeluruh yang disesuaikan dengan dunia Barat.

Keberhasilan Jepang sekarang ini tidaklah dapat dipisahkan dari kebangkitan bangsa Jepang dari keterpurukannya sebelum lahirnya era terang yang sering disebut sebagai “Restorasi Meiji”. Bangsa Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang penuh carut marut konflik sosial dan konflik antar kelompok, termasuk carut marut ekonomi. Peristiwa Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah agung manusia Jepang sesudah carut marut politik itu. Restorasi Meiji menjadi sejarah besar yang pengaruhnya begitu abadi bagi bangsa Jepang hingga saat ini.


Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara-negara barat.
Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.

Perubahan yang begitu besar bagi masyarakat Jepang ini juga tidak terlepas dari mental model manusia Jepang yang memang telah lama diwarisi dan terbentuk oleh mental Bushido atau jalan hidup samurai (kerja keras, jujur, ikuti pemimpin, tidak individualis, tidak egois, bertanggung jawab, bersih hati, harus tahu malu).

Selain itu konsistensi karakter manusia Jepang baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat, juga berpengaruh bagi terwujudnya social order yang nampak otomatis dimiliki manusia Jepang. Realitas bangsa Jepang yang sungguh-sungguh memberikan kontribusi dan menolong manusia lainya (20% : 80%), juga memberi pengaruh bagi terbentuknya karakter manusia Jepang dengan filosofinya yang rasionalis.

Lalu bagaimana dengan bangsa Indonesia? Di kawasan Asia Tenggara, bangsa Indosesia dalam banyak hal sering dikonotasikan negatif oleh bangsa lain. Setelah lebih dari 60 tahun merdeka, dan baru-baru ini telah memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang Ke-100, masih saja jalan di tempat. Seharusnya kita melihat bangsa lain yang semakin maju seperti Jepang ini, sebagai cambuk untuk maju bukannya menjadikan Indonesia kembali ke jaman batu.....
Continue Reading
 

aryudiwai mind Copyright © 2009 Blue Glide is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Journal