rel='shortcut icon'/> aryudiwai mind: Februari 2011

TITLE-TEXT

your summary/description here ...

Free Blogger Template

Ipietoon provide free blogger template, blogger trick and tips, design resources

Februari 28, 2011

SELAMAT DATANG MARET.....

Posted by aryudiwai at 18.16
Apa yang menarik dalam Bulan Maret? tetap membosankan kah? or semakin memberi warna pada hidup ini?... tidak terasa sudah 1/6 tahun kita lewati di tahun kelinci ini. Mengharapkan sebuah kejutan dalam bulan maret ini, sebuah perubahan sempurna or justru keterpurukan berlanjut......
Perubahan bukan merupakan hal yang tabu. Perubahan adalah suatu proses dinamis hidup sama dinamisnya dengan keterpurukan, jadi tetap harus di nikmati walau pahit.
Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana diri ini menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi apapun bentuk dan warnanya....


Selamat datang maret, ku tunggu kejutanmu....
Continue Reading

Februari 26, 2011

BUKAN TENTANG CINTA LAGI...

Posted by aryudiwai at 09.55

jangan bicara soal cinta di sini..
di sini bukan tempat untuk berbicara tentang cinta..
sama sekali jangan pernah bicara tentang cinta...

karena cinta bukan untuk dibicarakan..
cinta untuk lakukan..
cinta untuk dicurahkan..
tetapi bukan cinta murahan seperti harga minyak curah..
cinta bukan tentang perkataan tapi perbuatan..
bukan perbuatan murahan yang bisa dilakukan di pinggir jalan...

jadi sekali lagi..
jangan bicara soal cinta di sini...
di sini cinta bukan untuk bahan pembicaraan...
di sini mulut tak berarti untuk bicara cinta...
di sini hati yang lebih mengerti tentang cinta..
jadi pakai otakmu untuk mengajarkan tentang cinta...
bukan ke mulut mu...
tapi ajarkan itu ke hatimu...
Continue Reading

Februari 15, 2011

SEJARAH CAP GO MEH

Posted by aryudiwai at 15.26
Cap-Go-Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian. Artinya malam 15. sedangkan lafal dialek Hakka Cang Nyet Pan. Artinya pertengahan bulan satu. Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa Mandarin artinya festival malam bulan satu. Cap go meh mulai dirayakan di Indonesia sejak abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Semasa dinasti Han, pada malam cap go meh tersebut, raja sendiri khusus keluar istana untuk turut merayakan bersama dengan rakyatnya.

Setiap hari raya baik religius maupun tradisi budaya ada asal- usulnya. Pada saat dinasti Zhou (770 – 256 SM) setiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian Can di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman. Memasang lampion-lampion selain bermanfaat mengusir hama, juga tercipta pemandangan yang indah dimalam hari tanggal 15 bulan satu. Dan untuk menakuti atau mengusir binatang-binatang perusak tanaman, mereka menambah segala bunyi-bunyian serta bermain barongsai, agar lebih ramai dan bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini berlanjut turun menurun, baik didaratan Tiongkok maupun diperantauan diseluruh dunia. Ini adalah salah satu versi darimana asal muasalnya Cap go meh.
Di barat Cap go meh dinilai sebagai pesta karnivalnya etnis Tionghoa, karena adanya pawai yang pada umumnya dimulai dari Kelenteng. Kelenteng adalah penyebutan secara keseluruhan untuk tempat ibadah “Tri Dharma” (Buddhism , Taoism dan Confuciusm). Nama Kelenteng sekarang ini sudah dirubah menjadi Vihara yang sebenarnya merupakan sebutan bagi rumah ibadah agama Buddha. Hal ini terjadi sejak pemerintah tidak mengakui keberadaannya agama Kong Hu Chu sebagai agama.
Sedangkan sebutan nama Kelenteng itu sendiri, bukannya berasal dari bahasa China, melainkan berasal dari bahasa Jawa, yang diambil dari perkataan “kelintingan” – lonceng kecil, karena bunyi-bunyian inilah yang sering
Didepan barongsai selalu terdapat seorang penari lainnya yang menggunakan topeng sambil membawa kipas. Biasanya disebut Shi Zi Lang dan penari inilah yang menggiring barongsai untuk meloncat atau bermain atraksi serta memetik sayuran. Sedangkan penari dengan topeng Buddha tertawa disebut Xiao Mian Fo.
Pada awalnya tarian barongsai ini tidak pernah dikaitkan dengan ritual keagamaan manapun juga, tetapi akhirnya karena rakyat percaya, bahwa barongsai itu dapat mengusir hawa-hawa buruk dan roh-roh jahat. Jadi budaya atau kepercayaan rakyat itulah yang akhirnya dimanfaatkan atau bersinergi dengan lembaga keagamaan. Walaupun demikian pada saat sekarang ini sudah ada aliran modern lainnya yang tidak mengkaitkan dengan upacara keagamaan sama sekali, karena mereka menilai barongsai hanya sekedar asesories untuk nari atau media entertainment saja, seperti juga halnya dengan payung untuk tari payung, atau topeng dalam tarian topeng.
Barongsai sebenarnya sudah populer sejak zaman periode tiga kerajaan (Wu, Wei & Shu Han) tahun 220 – 280 M.
Pada saat itu ketika raja Song Wen sedang kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglimanya yang bernama Zhing Que mempunyai ide yang jenius dengan membuat boneka-boneka singa tiruan untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata usahanya itu berhasil sehingga sejak saat ini mulailah melegenda tarian barongsai tersebut hingga kini.
Tarian naga (liong) disebut “Nong Long”. Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala unta, bertaring serigala dan bertanduk menjangan.
Naga di Cina dianggap sebagai dewa pelindung, yang bisa memberikan rejeki, kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di Cina merupakan lambang rejeki, karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka dari itu mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air. Semua kaisar di Cina menggunakan lambang naga, maka dari itu mereka duduk di singgasana naga, tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang Cina akan merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di tahun naga.
Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar ataukah bukan dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yang boleh menggunakan gambar naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat lainnya hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga cakarnya hanya boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, hijau, biru dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya. Naga warna kuning adalah naga yang melambangkan raja.
Pada umumnya untuk tarian naga ini dibuatkan naga yang panjangnya sekitar 35 m dan dibagi dalam 9 bagian, tetapi ketika mereka menyambut tahun baru millennium di China pernah dibuat naga yang panjangnya 3.500 meter dan dimainkannya di atas Tembok Besar China.
Naga tidak selalu dihormati, sebab apabila ada musim kemarau berkepanjangan, maka para petani mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat dari tanah liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau menurunkan hujan.
Dari Berbagai Sumber.
Continue Reading

Februari 11, 2011

DRAGON FAMILY

Posted by aryudiwai at 16.10
Membayangkan sebuah keluarga besar terdiri dari beberapa klan or marga yang dibentuk dengan tujuan mulia, dengan struktur organisasi layaknya perusahaan yang terkoordinasi dengan baik. Sebuah keluarga besar yang di pimpin seorang tetua klan dengan maksud merangkul semua kepentingan dan memberikan kesejahteraan dan keamanan bagi klan nya. Mungkin pikiran kita akan membayangkan cerita Triad di China daratan atau Hongkong bahkan Mafiaso dari sisilia yang terkenal dengan God Fathernya.

Hal yang mau saya share adalah konsep kekeluargaan dan keakraban yang terbentuk tanpa sengaja tanpa memandang status dan gender. Di sebuah tempat bernama Hok Lo Nam, barat dari kota San Kheu Djong atau bahasa populernya Singkawang, ada sebuah klan yang terbentuk dengan konsep ini. Dengan tingkat keragaman yang kompleks , dimana rata2 masyarakatnya adalah merantau hampir merata ke seluruh dunia demi perubahan bagi keluarga.

Ditempat ini, klan terbentuk dan menjadi semacam ikatan emosial para alumninya, dan sampai hari ini mungkin sudah melibatkan 3 generasi yang terus terkoneksi dengan baik. Memang tidak semua alumni masih mau terlibat dalam klan  tetapi mayoritas masih merasa bagian dari keluarga besar ini . Ada semacam hukum yang tidak tertulis untuk saling melindungi dan membantu dengan kapasitas dan jaringan yang di miliki para alumninya. 

Pola dan konsep klan yang di bangun dengan ikatan emosial mempunyai efek dahsyat apabila di gunakan dengan baik dan positif, dengan segala latar belakang yang ada akan tercipta sinkronisasi yang luar biasa, tanpa perlu komando semangat kebersamaan akan terpanggil apabila menyangkut klan. Secara fisik klan ini mungkin akan terkikis oleh waktu, tapi dengan media sosial seperti facebook, twitter or blog ikatan ini justru terus terkoneksi dan menjadi sangat kuat. Para anggota klan juga pencari masa lalu dan akan terus mencoba menata ulang masa lalunya.

Dragon family adalah nama yang tepat bagi klan ini, organisasi tanpa komando yang terus hidup di hati masing2 alumninya, hidup boleh berubah tapi ikatan emosional  tetap terjaga. Jangan pernah takut di libas dengan waktu, Klan adalah abadi dimanapun kita meginjak bumi ini. Dragon Family ala Hok Lo Nam, memberikan catatan dan teguran pada kita untuk selalu membumi...........


Continue Reading

Februari 06, 2011

INI SAN KEU DJONG...BUKAN SINGKAWANG

Posted by aryudiwai at 14.41
Dalam liburan kali ini, saya baru menyadari kalo kota ini menawarkan atau menjual masa lalu. Setiap orang yang berkunjung ke kota ini mencoba mencari masa lalunya. Tidak ada yang salah dengan kota ini, saya selalu berharap ada de ja vu. Bagi yang tahu atau pernah ke kota ini mungkin akan bingung dengan judul di atas, kenapa San Keu Djong bukan Singkawang?

Para pencari masa lalu selalu berharap yang muncul adalah san keu djong, image kota yang di kelilingi  bukit, ada lautan dengan pasir yang panjang, suasana asri penuh damai, canda tawa yang menyapa di setiap sudut tanpa ada rasa curiga dan canggung. Kehidupan masyarakat yang membaur tanpa ada kesenjangan yang mencolok karena semua merasakan semangat yang sama ( baca: all for one=one for all). Ini adalah spirit masyarakat kota ini yang sebenarnya. Bagi pencari masa lalu seakan terbawa dalam nuansa romatis masa lalu yang akan kekal tersimpan dalam kenangan ( baca: memoar san keu djong)

Pencari masa lalu akan kecewa bila yang muncul image Singkawang, kota yang telah salah urus, gagal dalam perencanaan tata ruang, saling curiga dan arogan antar golongan, kesenjangan sosial intern dan ektern, tidak ada lagi rasa aman dan canda tawa yang membaur. Singkawang telah hidup dengan egonya sendiri, memakai gincu yang terlalu menor dan vulgar. Spirit kebersamaan telah mati, yang ada kepentingan golongan dan politik yang dominan. Masyarakat singkawang di paksa ikut arus permainan politik sejumlah elite dan sentimen agama yang di koar2 pake toa oleh sekelompok ormas yang nggak tahu spirit dan sejarah kota ini.

Bagi saya sebagai pencari masa lalu akan selalu berharap menemukan san keu djong sebagi kota yang hilang, bisa mengungkap misteri masa lalu adalah tantangan dan berharap sejarah keemasan kota ini muncul kembali. Spirit of San keu djong lebih benar dan memberi harapan daripada spirit of singkawang yang berkonotasi negatif dan bermuka dua.
Semoga kota ini tetap menjual masa lalu San keu Djong bukan Singkawang.........Happy lunar year 2011....
Continue Reading
 

aryudiwai mind Copyright © 2009 Blue Glide is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Journal